-->
  • Jelajahi

    Copyright © Berita Jejaring
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Top ads

    PENDIDIKAN

    Kontrol Sosial Wartawan Dianggap Meresahkan Ketua P3-TGAI : Ini Faktanya

    Redaksi
    Kamis, 29.4.21 WIB Last Updated 2021-04-29T09:51:31Z

    (Foto.Sumarno/Redaksi)

    BOGOR (BJN) - Banyaknya anggaran yang telah digelontorkan untuk pembangunan Irigasi, diduga justru dijadikan ajang bancakan oleh para Oknum Ketua P3A. Hal tersebut terlihat dari banyak pembangunan Irigasi yang diduga tidak sesuai dengan aturan, mulai pemasangan batu yang tidak menggunakan pondasi, pembangunan tanpa papan proyek hingga pemasangan pondasi dimana air dalam keadaan masih mengalir.

    Tentu saja miris melihat keadaan di lapangan, akan tetapi sangat disayangkan, saat berita miring bermunculan dibeberapa media, justru Ketua P3A merasa bahwa ada Oknum Wartawan yang merecoki pekerjaan mereka, padahal sudah jelas masyarakat ataupun media mempunyai hak untuk melakukan kontrol sosial, hingga berita tersebut mencuat di salah satu media online.

    Sesuai dengan kapasitasnya, awak media mempunyai tugas untuk menulis, menganalisis dan melaporkan suatu peristiwa kepada publik melalui media massa secara teratur. Kegiatan jurnalistik dilakukan diberbagai Media Massa seperti Koran, Majalah, Radio, Televisi, juga Media Online. Jurnalis adalah wakil dari suara masyarakat mengenai berbagai kejadian yang ada dan terjadi di masyarakat, apalagi semua itu bersangkutan dengan kinerja yang berhubungan dengan proyek pemerintah, menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Aggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), karena itu merupakan uang rakyat dari hasil pajak yang dihimpun.
    Menurut Helmi, salah satu Wartawan yang saat itu melakukan kontrol sosial dilapangan mengatakan, "Saya sangat prihatin terkait pemberitaan yang mencuat di salah satu media yang mengatakan, resah dengan oknum Wartawan, oknum Wartawan mengorek-ngorek pekerjaan program P3-TGAI, Wartawan menakut-nakuti Ketua P3-TGAI, bahkan Oknum Wartawan minta duit jutaan rupiah. Karena saat itu saya kebetulan sedang melakukan kontrol sosial juga, ke program P3-TGAI yang ada diwilayah kampung Nangoh, Desa Cimande Jaya Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor, memang benar ada  kejanggalan, fakta pekerjaan sesuai dengan apa yang ramai diberitakan di media".

    "Ya, akang tau sendiri bagaimana Wartawan itu bertugas, tentu kita menggali informasi untuk menganalisis dan melaporkan suatu peristiwa kepada publik, masa saya harus beritakan yang tidak benar, itu namanya pembohongan publik. Kalau memang tidak mau risi dengan Wartawan tidak mau risi dengan Jurnalis, kerja pada benar aja, karena itu uang rakyat, termasuk uang saya juga", ucap Helmi.
    Ditempat terpisah, Dewi salah satu Wartawan Streaming dan Online turut menyampaikan, "Bagaimana tidak muncul berita miring, saat kita sebagai kontrol sosial ingin konfirmasi ke salah satu Ketua P3A di Desa Cileungsi, beliau tidak mau menemui apalagi membalas pesan singkat (W.A). Sedangkan pekerjaan di lapangan memang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, yang kerja saja bilang pondasi tidak digali, hanya diratakan, dan air masih mengalir saat pemasangan pondasi. Ini sudah jelas akan mengurangi kualitas nantinya, akan merugikan petani penerima manfaat dan juga merugikan uang negara.

    Terlebih, Entis salah satu Ketua P3A di Desa Cileungsi berbicara lain dari apa yang coba saya tanyakan/pintai keterangan, "ini Inspektorat Bukan", begitu kata Entis, tanpa menjawab apa yang saya tanyakan terkait pembangunan P3-TGAI, pungkasnya.







    Jurnalis: Sumarno
    Editor: Redaksi
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini