BOGOR (BJN) - Sembilan bulan pasca dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bersama Jenal Mutaqin tancap gas memastikan visi-misi berjalan.
Keberlanjutan pendidikan di Kota Bogor memasuki babak baru dengan visi Bogor Beres Bogor Maju pada misi Bogor Cerdas, yang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membangun Kota Bogor dengan pemerataan infrastruktur berbasis teknologi dan tata kelola yang efektif.
Hingga Desember 2025, telah dibangun dua unit sekolah baru tingkat SMP serta dua bangunan baru SD menggunakan konsep satu atap/terpadu, yakni SMPN 22 yang terpadu dengan SDN Duta Pakuan, serta SMPN 23 yang terpadu dengan SDN Cimahpar 3.
Tidak hanya itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pendidikan (Disdik) juga telah melakukan revitalisasi bangunan SDN dan SMPN, pembangunan ruang kelas, rehabilitasi bangunan, pemeliharaan sarana prasarana, penambahan/penguatan sarana prasarana, serta perbaikan di 92 sekolah.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan pembangunan sekolah ini merupakan komitmen Pemkot Bogor dalam melakukan pemerataan rasio dan jumlah sekolah yang harus benar-benar memadai.
“Sehingga kehadiran sekolah baru ini paling tidak bisa mengakomodir kebutuhan warga, khususnya warga yang ada di sekitar sekolah masing-masing,” ucapnya usai meresmikan SDN Duta Pakuan, Kamis, 11/12/2025.
Selain itu, Pemkot Bogor juga memperjuangkan anggaran dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan mendapatkan kegiatan pembangunan rehabilitasi serta revitalisasi ruangan, berikut penambahan sarana prasarana di 15 sekolah.
Dedie Rachim menambahkan, peningkatan fasilitas sarana dan prasarana terus dilakukan sehingga ke depan tidak ada lagi anggapan mengenai sekolah favorit, karena pemerataan pembangunan.
Pemkot Bogor juga memastikan ketersediaan fasilitas dan perluasan akses pendidikan formal yang merata, terjangkau, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat serta memberdayakan lembaga pendidikan nonformal sebagaimana dirancang dalam program Bogor Beres Bogor Maju pada misi Bogor Cerdas.
Pada tahun 2025 ini, Pemkot Bogor juga melakukan merger di 23 sekolah sebagai langkah menangani permasalahan kekurangan guru. Sebab jumlah guru yang pensiun tidak sebanding dengan kebutuhan, sementara pengangkatan guru menjadi kewenangan pemerintah pusat.
“Jadi program merger mau tidak mau tetap kita laksanakan ke depan, sambil terus kita petakan dan hitung kembali rasio jumlah SD dan SMP negeri di bawah kewenangan Pemkot Bogor,” ujarnya.
Sebab, lanjut Dedie Rachim, untuk mendorong lama rata-rata sekolah di Kota Bogor dari yang saat ini 11 tahun menjadi 12 tahun, diperlukan pemetaan menyeluruh.
“Ditambah lagi, tahun depan Insyaallah kita juga akan memberikan subsidi kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu agar bisa bersekolah, tidak harus di negeri tetapi bisa di swasta, nanti akan dibantu oleh APBD Kota Bogor,” katanya.
Hal ini juga merupakan wujud realisasi Bogor Cerdas dalam mengimplementasikan program prioritas berupa subsidi biaya pendidikan bagi siswa kurang mampu, memastikan setiap siswa mendapatkan ijazah setelah lulus, serta memberikan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi.
Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin mengatakan bahwa penambahan sekolah baru di Kota Bogor diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di kota ini.
Tahun depan, kata Jenal Mutaqin, Pemkot Bogor juga berencana menambah dua SMA negeri melalui anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kita di Pemkot Bogor hanya berkewajiban mencari lahannya saja. Ikhtiar itu terus kita lakukan untuk memajukan pendidikan di Kota Bogor. (Deri)
Redaksi : Novel Ruchyadi



